Pict comot dari sini
(FLASH-FICTION) Pesawat Tujuan Surga
Bandara
ini penuh sesak dengan orang-orang yang berlalu-lalang, supir taksi legal
maupun ilegal, barang-barang bawaan, troli, pun teriakan para calo. Aku memilih
tempat dimana bisa tenang melihat pesawat yang datang dan pergi; Anjungan.
Aku
disini bukan untuk menjemput maupun mengantar seseorang, hanya ingin mengingat
sebuah kenangan, sebuah masa yang lampau, aku dan dirinya.
"Yah,
bunda tadi ditelepon sama mbak Ratna, katanya Ibu lagi dirawat dirumah sakit,
kita semua disuruh berangkat kesana malam ini, bunda sudah siapin semua tinggal
beli tiket aja langsung dibandara".
"Maaf
bun, kalo malam ini ayah gak bisa, masih ada kerjaan yang gak bisa ditinggal,
bunda malam ini berangkat duluan aja, nanti ayah telepon teman ayah yang
dibandara buat cariin tiket ke Jogja malam ini, besok pagi ayah langsung nyusul
bunda kesana, gimana?"
"Mmm...ya
sudah, besok pagi ayah sampai jogja langsung kerumah sakit aja, bunda bawa
pakaian ayah sekalian, dah ya yah, bunda berangkat ke bandara dulu".
Andai
saja saat itu kita berangkat bersama,
mungkin akan berbeda, setidaknya kita akan tetap bersama, dan percakapan kita
ditelepon itu bukanlah percakapan yang terakhir. Pesawat yang engkau tumpangi
tidak pernah sampai ke Jogja, karena pesawat itu telah mengantarmu kesurga.
"Tunggu
aku" kataku.
---END---
NOTE :
Tulisan di atas saya ikutkan dalam sebuah Writing Project dengan tema #AntologiRindu tanpa kata Rindu, yaitu sebuah project menulis yang di gagas oleh Wanita Gemini ini yang ide-idenya seakan tak pernah habis.
Namun sayang, belum cukup baik untuk masuk tahap selanjutnya, hehe...
Memang setelah saya baca lagi beberapa kali, banyak hal yang kurang seperti penulisan 'di-' dan 'ke-' (ini juga tahunya setelah membaca artikel ini tentang penulisan imbuhan yang benar), saya lupa dulu pelajaran Bahasa Indonesia saya dapat berapa ya??? , sungguh untuk yang cita-citanya menjadi seorang penulis pelajaran Bahasa Indonesia itu penting sekali, tapi saat sekolah yang terpenting adalah nilai, mindset kita (orang indonesia) telah tertanam bahwa nilai-lah yang terpenting dari mengapa kita bersekolah?, dan ternyata mindset kita itu benar-benar salah. Semoga saat menjadi orang tua nanti tidak menekankan nilai sebuah pelajaran pada anak, namun lebih kepada paham atau tidaknya, dan tidak menuntut semua pelajaran itu nilainya baik (dengan jumlah pelajaran yang segitu banyaknya di negara kita).
Mengikuti sebuah Writing Project ini adalah kali pertama buat saya, jadi tujuan awalnya adalah sebuah pembelajaran untuk (memulai) menulis, masuk dalam tahap seleksi awal saja sudah senang.
So, gagal bukan berarti berhenti namun sebuah "pecut" untuk memperbaiki dan terus berkarya. Ganbatte!!!