Minggu, 30 Mei 2010

HATI-HATI untuk pengguna Handphone dengan tombol "QWERTY"!!!

blacktumbAkhir-akhir ini dokter Michael Triangto,SpKO,sering kedatangan pasien yang keluhan mereka sama, yaitu nyeri pada jempol tangan yang menjalar ke lengan bawah, lengan atas, dan bahu. "bahkan ada yang hingga ke leher dan mata," kata dia.
Michael memeriksa kebiasaan para pasiennya. Mereka punya kebiasaan sama."akrab dengan ponsel QWERTY," kata direktur Slim + Health Sport Therapy, Jakarta, ini.
dengan gadget di tangan, para pasiennya aktif dalam berbagai situs jejaring sosial, chatting, mailling list (milis), membalas e-mail, pesan pendek, dan aktivitas lain yang menguras kerja jempol.Padahal otot dijempol tangan, yang berukuran kecil, tak sesuai dengan beban mengetik panjang. Maka, ketika dikuras dengan kerja yang banyak , jempol akan meminta bantuan otot ke lengan bawah. Jika masih di paksa lagi, otot lengan atas, bahu, dan leher pun akan dimintai bantuan. bagian tubuh yang dipaksa bekerja keras akan nyeri.
Alan Hedge,PhD, Director of the Human Factor and Ergonomics Research Group Universitas Cornell di Ithaca New York, mengatakan secepat apapun jempol mengetik pada ponsel QWERTY, akan jadi masalah.
Menurut dia, jempol bukan organ tangkas. Jempol dirancang menjadi penyeimbang untuk mencubit, menggenggam, dan mencengram dengan jari. "itulah sebabnya dari 10 jari, hanya ada dua jempol, bukan delapan," kata dia. Yang terampil adalah jari-jari, bukan jempol. "semakin sering memakai jempol, resiko cedera makin besar," kata dia lagi.

Hal ini disepakati oleh ahli bedah tangan dan profesor bedah ortopedi dan plastik dari UCLA Prosper Benhaim, MD. Menurut Benhaim, karena tombolnya kecil, orang cenderung menekan lebih keras dibanding dipapan ketik penuh yang lebih besar.
Imbas dari cedera berulang atau yang dikenal sebagai BlackBerryThumb itu bisa berkembang ke arthritis (nyeri), untuk pengguna usia tua. "dan berbagai jenis radang sendi yang dipicu jempol,". kata Benhaim. Diantaranya radang pada tendon dipergelangan tangan. Tendon ini mengendalikan jempol dan sangat sensitif terhadap gerakan berulang-ulang.
Michael menengarai, gejala ini menyerang wartawan yangg biasanya banyak mengetik berita dengan ponsel QWERTY.
Rasa nyeri itu di sebabkan oleh tertimbunya asam laktat, yang diproduksi tubuh, pada bagian tubuh yang diforsir kerjanya, sehingga jadi nyeri.
Biasanya rasa nyeri itu hilang saat bangun tidur, "tetapi mereka aktif ber-QWERTY lagi," kata Michael. Sehingga rasa nyeri itu muncul lagi."Bahkan ada yang sampai tak bisa ngetik pake jempolnya."

Michael menyatakan sampai saat ini belum diketahui efek terberat dari kebiasaan memakai ponsel QWERTY ini. Namun, jika terus dipaksa, dikhawatirkan akan mengganggu produktivitas kerja karena tak bisa mengetik dengan normal. "ada pasien yang akhirnya mengetik dengan telunjuk," ujar Michael.
Menurutnya, jempol perlu dibatasi berapa harus bekerja secara kontinu. "maksimal tiga menit," dia menjelaskan. Setelah itu, perlu peregangan sekitar 2-3 menit, baru dilanjutkan lagi.


(dikutip dari KORANT TEMPO,edisi No.3194)

Minggu, 09 Mei 2010

Patut Kita Renungkan, Kawan

Hari ini hari yang cerah kawan, hari dimana matahari bersembunyi dibalik awan.
Sesaat ia menunjukan dirinya dan menghangatkan separuh bumi, kemudian kembali ia bersembunyi.
Semalam hujan turun deras, membasahi alam yang sudah semakin lelah, pekat oleh asap dan debu, semakin lenyap oleh ruang dan waktu.
Semalampun sambil melihat rintik hujan melalui jendela kamar, aku terbuai oleh lamunan.
Bertanya melalui samudra hati yang luas dan tak terkendali. Pertanyaan yang mudah, dan mungkin semua dari kita kawan pernah bertanya akan hal yang meresahkan hati.

Aku bertanya dalam diam, dalam lamunan yang semakin panjang.
"kita semua kawan, dilahirkan kedunia untuk apa?. Bukankah semua yang diciptakan oleh Tuhan memiliki maksud dan tujuan?
Lalu, apa maksud dan tujuan kita diciptakan dan dilahirkan kedunia kawan?
Untuk bekerja dan mencari sebanyak-banyaknya harta kemudian mati?
That is simple live, it soooooo simple....very easy right?
cuma itu? lahir, dewasa, berkeluarga, kemudian mati.....

Itu bukan jawaban yang aku cari kawan, beri aku jawaban yang memuaskan hati ku kawan.
Hujan semakin deras mendera atap-atap rumah membuat bising telinga setiap orang yang mendengar.
Lalu siapa yang mendengar kata-kata ku dalam lamunan yang semakin panjang, bak menyelam kedalam samudra luas yang tak berpantai, dan tak berdasar.
Pernahkah kita berfikir kawan, tentang kita diciptakan untuk satu tujuan,
Bukankah sang pelukis menciptakan lukisan untuk suatu kepuasan hati, kemudian memuji.
Pernahkah lukisan memuji sang pelukis?
Atau sang pelukis yang memuji lukisan karena kepuasan hati, membentuk suatu kesempurnaan lukisan.

Kawan, kita adalah ciptaan, layaknya lukisan yang dilukis oleh sang pelukis agung
lalu kemudian, kita memuji sang pelukis?
Bibirmu yang basah dengan pujian-pujian, bibirmu yang basah dengan zikir-zikir...sia-sia kawan.
Bukankah Tuhan sudah penuh dengan segala puji, Bukankah Tuhan pemilik segala puji...

Kawan, kita hanya ciptaan yang tak pantas memuji sang pencipta.
Kita lah yang seharusnya dipuji, karena kesempurnaan karya cipta.
Karena kesempurnaan sifat, karena kesempurnaan sifat Tuhan yang disandarkan kepada kita kawan...

Lalu untuk apa kita diciptakan?
Kembali menyelam kedalam samudra tanpa batas, tanpa nafas...
Sekarang hujan disertai angin yang bertiup kencang, membawa bayang kedalam mimpi semakin dalam, dan berselimut malam.

Kawan, pernahkah kita mencoba untuk berkenalan dengan Tuhan? setidaknya sekedar berjabat tangan, memperkenalkan nama satu dengan yang lain.
kita terlalu egois saat berkata "jika kita tidak bisa melihat Tuhan, biar Tuhan yang melihat kita".
Tuhan bukan pesuruh kawan, saat kita tak bisa melihat Tuhan maka carilah, hingga saat Tuhan ingin menunjukkan dirinya...
Saat kita tak dapat bertemu Tuhan di dunia, maka mustahil bisa bertemu di akhirat kelak...

Pertanyaan ku belum terjawab kawan, malam pun semakin buta, hujan dan anginpun sedikit reda,
Tubuh dan mata sudah menuntut untuk dibuai, kedalam mimpi tempat abadi,
Hari ini tulisan ini hanya sampai disini,
Kawan dengarlah ceritaku, tentang hal-hal yang patut kita renungkan....Kawan

#FFRabu - Kala Adam Pemakan Daging

“Makanan ini enak sekali, apa kau meminta kepada Tuhan?” Tanya Hawa pada Adam. “Mungkin ini makanan terakhir kita di Surga, aku telah ...