Selembar kertas putih tercoret oleh tinta jingga,
mungkin kelam mengambil alih setiap rasa, setiap kata,
lalu apa guna pelangi?
pelangi takkan pernah hadir saat malam tiba.
Maka berikan aku cawan yang terisi air kehidupan,
oh tidak, berikan aku cawan kosong,
akan ku isi dengan air yang kumiliki,
entah, akan memberikan kehidupan atau kematian,
setidaknya ia adalah air ku, pemberian ku.
Dan aku lumat saja setiap rasa,
pada setiap gigitan yang tertera.
Kala waktu yang terlambat tiba,
pada kata yang terucap sudah.
Kertas kosong terisi sudah,
bukan hanya kelam, juga bukan pelangi yang menghiasi,
seperti abu, selepas menghangatkan para pengembara,
bukan kelam bukan pula warna mentari,
seperti hati yang mati, beku tanpa darah.
Selasa, 25 Juni 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
#FFRabu - Kala Adam Pemakan Daging
“Makanan ini enak sekali, apa kau meminta kepada Tuhan?” Tanya Hawa pada Adam. “Mungkin ini makanan terakhir kita di Surga, aku telah ...
-
“Makanan ini enak sekali, apa kau meminta kepada Tuhan?” Tanya Hawa pada Adam. “Mungkin ini makanan terakhir kita di Surga, aku telah ...
-
"Jadi, sebutan yang cocok untuk orang yang percaya Tuhan tapi memilih untuk tidak beragama, apa yak?" Kalimat tersebut terlo...
-
Sudah lama aku gak update blog ini, banyak sebenarnya yang mau di tulis tapi begitu sampai depan komputer, mata ini rasa tak sanggup menata...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar