Minggu, 09 Mei 2010

Patut Kita Renungkan, Kawan

Hari ini hari yang cerah kawan, hari dimana matahari bersembunyi dibalik awan.
Sesaat ia menunjukan dirinya dan menghangatkan separuh bumi, kemudian kembali ia bersembunyi.
Semalam hujan turun deras, membasahi alam yang sudah semakin lelah, pekat oleh asap dan debu, semakin lenyap oleh ruang dan waktu.
Semalampun sambil melihat rintik hujan melalui jendela kamar, aku terbuai oleh lamunan.
Bertanya melalui samudra hati yang luas dan tak terkendali. Pertanyaan yang mudah, dan mungkin semua dari kita kawan pernah bertanya akan hal yang meresahkan hati.

Aku bertanya dalam diam, dalam lamunan yang semakin panjang.
"kita semua kawan, dilahirkan kedunia untuk apa?. Bukankah semua yang diciptakan oleh Tuhan memiliki maksud dan tujuan?
Lalu, apa maksud dan tujuan kita diciptakan dan dilahirkan kedunia kawan?
Untuk bekerja dan mencari sebanyak-banyaknya harta kemudian mati?
That is simple live, it soooooo simple....very easy right?
cuma itu? lahir, dewasa, berkeluarga, kemudian mati.....

Itu bukan jawaban yang aku cari kawan, beri aku jawaban yang memuaskan hati ku kawan.
Hujan semakin deras mendera atap-atap rumah membuat bising telinga setiap orang yang mendengar.
Lalu siapa yang mendengar kata-kata ku dalam lamunan yang semakin panjang, bak menyelam kedalam samudra luas yang tak berpantai, dan tak berdasar.
Pernahkah kita berfikir kawan, tentang kita diciptakan untuk satu tujuan,
Bukankah sang pelukis menciptakan lukisan untuk suatu kepuasan hati, kemudian memuji.
Pernahkah lukisan memuji sang pelukis?
Atau sang pelukis yang memuji lukisan karena kepuasan hati, membentuk suatu kesempurnaan lukisan.

Kawan, kita adalah ciptaan, layaknya lukisan yang dilukis oleh sang pelukis agung
lalu kemudian, kita memuji sang pelukis?
Bibirmu yang basah dengan pujian-pujian, bibirmu yang basah dengan zikir-zikir...sia-sia kawan.
Bukankah Tuhan sudah penuh dengan segala puji, Bukankah Tuhan pemilik segala puji...

Kawan, kita hanya ciptaan yang tak pantas memuji sang pencipta.
Kita lah yang seharusnya dipuji, karena kesempurnaan karya cipta.
Karena kesempurnaan sifat, karena kesempurnaan sifat Tuhan yang disandarkan kepada kita kawan...

Lalu untuk apa kita diciptakan?
Kembali menyelam kedalam samudra tanpa batas, tanpa nafas...
Sekarang hujan disertai angin yang bertiup kencang, membawa bayang kedalam mimpi semakin dalam, dan berselimut malam.

Kawan, pernahkah kita mencoba untuk berkenalan dengan Tuhan? setidaknya sekedar berjabat tangan, memperkenalkan nama satu dengan yang lain.
kita terlalu egois saat berkata "jika kita tidak bisa melihat Tuhan, biar Tuhan yang melihat kita".
Tuhan bukan pesuruh kawan, saat kita tak bisa melihat Tuhan maka carilah, hingga saat Tuhan ingin menunjukkan dirinya...
Saat kita tak dapat bertemu Tuhan di dunia, maka mustahil bisa bertemu di akhirat kelak...

Pertanyaan ku belum terjawab kawan, malam pun semakin buta, hujan dan anginpun sedikit reda,
Tubuh dan mata sudah menuntut untuk dibuai, kedalam mimpi tempat abadi,
Hari ini tulisan ini hanya sampai disini,
Kawan dengarlah ceritaku, tentang hal-hal yang patut kita renungkan....Kawan

3 komentar:

  1. kawan coba engkau dengar apa jawabnya??
    hidup ibarat sekolah brw menurutku brw , ngga lulus ?? harus mengulang lagi di next life.bedax , ada yang mengingat masa lalux dan ada yg tidak mengingat.

    smangat brw,
    http://soulvisiont.blogspot.com

    BalasHapus
  2. baru ini ngeh dengan cerita sang pelukis itu

    BalasHapus

#FFRabu - Kala Adam Pemakan Daging

“Makanan ini enak sekali, apa kau meminta kepada Tuhan?” Tanya Hawa pada Adam. “Mungkin ini makanan terakhir kita di Surga, aku telah ...